Telan Anggaran Puluhan Milyar, Ketum Perjosi Kritisi Manfaat Smart School

JAKARTA – Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia, Salim Djati Mamma melakukan kunjungan di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jalan Sudirman, Jakarta, rabu(25/6/2025).
Dalam kunjungannya itu, Ketum Perjosi Bung Salim mengatakan bahwa konsep Smart School tidak boleh berhenti pada pengajaran daring satu arah. Ia pun menyarankan agar program ini didesain ulang sesuai Kurikulum Merdeka, dengan pendekatan yang lebih interaktif, kolaboratif, dan reflektif.

“Kalau sekadar guru bicara di depan kamera, siswa lebih pilih nonton YouTube. Harus ada interaksi dua arah, keterlibatan emosional dan sosial. Pendidikan harus hidup, bukan formalitas layar,” Ujar Salim
Sementara itu, Asesor BNSP di Bidang Pers mengungkapkan bahwa dari hasil penelusuran ke sejumlah sumber, Smart School didanai oleh APBD dan dana BOSP yang totalnya diperkirakan mencapai Puluhan Milyar rupiah. Dana itu digunakan untuk pengadaan studio digital, perangkat teknologi di sekolah, serta biaya operasional lainnya.
Namun hingga kini, tidak ada laporan resmi yang menunjukkan capaian pembelajaran, tingkat partisipasi siswa, atau evaluasi dampak program terhadap kualitas pendidikan.
Oleh karena itu, Ketum Perjosi meminta kepada Pemprov Sulsel untuk membuka kepada Publik hasil evaluasi resmi Smart School.
“Transparansi penting, apalagi ini menyangkut dana rakyat dan masa depan pendidikan anak-anak Sulsel. Jika tidak ada hasil, sebaiknya jangan dijual sebagai pencapaian,” Kata salim usai melakukan kunjungan di kantor Kemendikdasmen
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Letjen (Purn) AM Putranto, ke Studio Smart School milik Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan pada Senin (23/6/2025).
Dimana dikabarkan, dalam kunjungan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Letjen (Purn) AM Putranto, ke Studio Smart School milik Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan pada Senin (23/6/2025),
AM Putranto menyebut, program Smart School sebagai terobosan brilian dunia pendidikan, yang patut direplikasi secara nasional.
Hal itu pun lantas menuai kritikan tajam dari Salim Djati Mamma yang juga pernah juga menjabat sebagai Mantan Direktur Utama (Dirut), Harian Ujung pandang Ekspres (Upeks).
Salim Djati Mamma menyebut acara itu hanya “kemasan palsu” yang dipertontonkan dari proyek yang sebetulnya gagal dijalankan. “Smart School itu sudah lama tidak aktif”, ungkapnya
Ia pun menilai, kunjungan sekelas KSP seharusnya dijadikan momentum untuk mengevaluasi secara objektif, bukan sebagai ajang seremoni.
“Smart School itu sudah lama tidak aktif, jangan dipertontonkan ke KSP justru seperti proyek sukses besar. Ini berbahaya karena bisa menyesatkan publik dan menjadi bentuk pembohongan dalam pengambilan kebijakan,” jelasnya.
Penulis : Musa khadar khan