Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Triwulan 1 Mencapai 5,77 Persen

Makassar – Perkembangan Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan I tahun 2025 sebesar 5,78% (yoy) dan pertumbuhan paling tinggi sejak Triwulan I tahun 2022.

Angka ini mengungguli ekonomi nasional yang tumbuh 4,87
persen (yoy). Angka ini juga telah mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2024-2026 dalam kisaran 5,23 – 6,71%.

Kemudian, secara q-to-q, perekonomian mengalami kontraksi sebesar 4,12% tetapi masih lebih baik jika dibandingkan dengan periode Triwulan I 2024.

Kepala Perwakilan Dirjen Perbendaharaan Sulsel Supendi mengatakan Belanja Pemerintah Pusat (BPP) Sulawesi Selatan mencapai Rp6,42 Triliun atau sebesar 30,7% dari pagu sebesar Rp20,95 Triliun.

“Belanja ini mengimplementasikan Inpres 1/2025 dan
hasil efisiensi difokuskan untuk prioritas pembangunan nasional termasuk program prioritas kementerian dan lembaga hasil restrukturisasi,” kata Supendi.

Sementara, Belanja Transfer Ke Daerah (TKD) – TKD Sulawesi Selatan terealisasi sebesar Rp12,71 Triliun atau 38,7% dari pagu sebesar Rp32,83 Triliun.

Belanja TKD utamanya dipengaruhi oleh realisasi penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp9,45 Triliun yang meningkat pesat.

Diikuti oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Rp1,86 Triliun, Dana Desa sebesar Rp1,04 Triliun, Dana Bagi Hasil (DBH) Rp272,48 MIliar, Insentif Fiskal sebesar Rp72,45 Miliar, dan DAK Fisik sebesar Rp2,70 Miliar.

Sedangkan, Pendapatan Daerah s.d. 31 Mei 2025 sebesar Rp16,6 Triliun, atau 35,0% dari target. Kontribusi TKD terhadap pendapatan daerah masih cukup besar yaitu Rp12,71 Triliun.

Diikuti oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp3,58 Triliun, Pendapatan Transfer Antar Daerah (PTAD) sebesar Rp282,96 Miliar, dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp28,39 Miliar.

Supendi juga mengatakan dukungan fiskal Pemerintah Pusat melalui TKD, masih kuat sekaligus menandakan kemandirian fiskal Pemda yang
masih perlu ditingkatkan.

Juga, penyaluran KUR dan UMi Sampai dengan Mei 2025, telah tersalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp6,58 Triliun (turun sebesar 8,29% yoy) utamanya kepada sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp3,18 Triliun untuk 61.633 debitur.

“Adapun penyalur terbesar dilakukan oleh Bank Rakyat
Indonesia sebesar Rp5,3 Triliun kepada 106.802 debitur,” ujar Supendi.

Untuk Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), telah tersalurkan Rp48,32 Miliar (menurun 62,07% yoy)utamanya kepada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp47,24 Triliun untuk 8.334 debitur.

Adapun penyalur UMi terbesar dilakukan oleh Permodalan Nasional Madani dengan total Rp41,89 Miliar kepada 7.884 debitur.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button