GOWA — Menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa bergerak cepat memastikan stabilitas harga bahan pokok tetap terjaga.
Melalui Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kamis (11/12), pemerintah daerah mengonsolidasikan langkah-langkah strategis untuk menjaga pasokan dan mengantisipasi lonjakan permintaan.
Forum koordinatif ini mempertemukan pemerintah daerah, instansi vertikal, hingga pelaku distribusi komoditas strategis untuk menyelaraskan kebijakan pengendalian inflasi memasuki masa puncak konsumsi akhir tahun.
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, menegaskan bahwa upaya pengendalian inflasi hanya dapat berjalan efektif jika ditopang data akurat dan kolaborasi lintas sektor.
“Inflasi yang terkendali merupakan indikator keberhasilan stabilisasi ekonomi daerah dan menjadi prasyarat utama terjaganya daya beli masyarakat,” ujarnya didampingi Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin.
Bupati Talenrang menilai dinamika pasokan dan permintaan akhir tahun harus direspons melalui intervensi terstruktur, termasuk mitigasi dampak cuaca ekstrem, kenaikan konsumsi musiman, serta potensi gangguan distribusi.
“Setiap kebijakan pengendalian harus didukung sistem informasi harga dan pasokan yang terintegrasi agar respons pemerintah dapat lebih cepat dan presisi,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya optimalisasi kerangka 4K—keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif—sebagai pedoman operasional TPID untuk memastikan konsistensi pemantauan harian, validasi data komoditas, dan kesiapan intervensi pasar.
“Koordinasi yang konsisten dan berbasis evidensi menjadi fondasi utama penanganan inflasi pada periode puncak konsumsi masyarakat,” tambah Bupati perempuan pertama di Gowa tersebut.
Data inflasi November 2025 menunjukkan Kabupaten Gowa berada pada angka 2,61 persen (year on year), lebih rendah dibanding rata-rata Sulawesi Selatan yang sebesar 2,73 persen. Pemkab Gowa menyebut capaian ini tidak lepas dari sinergi kuat antara pemerintah daerah, Bulog, distributor, dan pelaku pasar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa yang juga Ketua Harian TPID menekankan perlunya pengawasan lapangan yang lebih intensif melalui sinkronisasi informasi stok, harga, dan distribusi hingga ke tingkat kecamatan.
“Ketepatan data dan kecepatan koordinasi antarunit menjadi determinan utama stabilisasi harga di tingkat konsumen,” jelasnya.
Melalui rapat ini, Pemkab Gowa meneguhkan komitmen memperkuat pengendalian inflasi melalui integrasi data lintas sektor, peningkatan kualitas intervensi pasar, serta penguatan komunikasi publik. Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok sekaligus mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan. (PS)


Tinggalkan Balasan