GOWA – Orangtua dari remaja berinisial S (19), HR (59) dan AM (52), akhirnya angkat bicara terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang menjerat putra tunggal mereka di Kabupaten Gowa. Dalam pernyataan terbuka kepada media, kamis(24/7/2025), keduanya membantah seluruh tuduhan yang dialamatkan kepada anaknya dan menyebut kasus tersebut sarat dengan rekayasa serta provokasi dari pihak-pihak tertentu.

Menurut HR, pada awalnya keluarga korban justru menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Namun, situasi berubah ketika pihak ketiga mulai terlibat.

“Awalnya orangtua korban tidak menuntut apa-apa. Bahkan sempat dibahas upaya damai. Tapi kemudian muncul pihak ketiga yang diduga memprovokasi hingga semuanya berubah,” jelas HR kepada wartawan.

Ia juga menyesalkan maraknya pemberitaan di media sosial dan sejumlah platform daring yang dinilainya tidak berimbang dan justru menyudutkan anaknya.

“Kasus ini dibesar-besarkan. Ada yang menuduh anak saya mencuri pakaian dalam, bahkan memperkosa ayam tetangga. Itu fitnah yang tidak masuk akal,” tegas HR.

Duka dan kekecewaan juga dirasakan oleh sang ibu, AM. Ia mengaku terpukul atas perlakuan yang diterima anaknya, dan berharap aparat penegak hukum dapat bertindak adil serta profesional.

“Saya mohon kepada media agar tidak membabi buta dalam memberitakan. Anak saya masih sangat muda. Kami minta ada klarifikasi. Apa yang terjadi ini penuh rekayasa, ada pihak yang mencoba membangun narasi sesat,” ucap AM sambil menitikkan air mata.

Lebih lanjut, keluarga meminta perhatian khusus dari Kapolres Gowa agar mengevaluasi proses penyidikan yang menurut mereka belum berjalan secara transparan. HR bahkan menyebut adanya upaya menjebak anaknya melalui pertanyaan-pertanyaan yang dinilai menyesatkan.

“Ada oknum yang mencoba memancing pengakuan anak saya dengan cara menjebak. Untungnya malam itu sempat diredam,” ujarnya.

HR juga menjelaskan bahwa putranya adalah anak tunggal yang selama ini lebih banyak menghabiskan waktu membantu orangtua daripada berkeliaran di luar rumah.

Menyoal lokasi kejadian seperti yang ramai diberitakan, HR menyampaikan bantahan. Ia menegaskan bahwa tempat tersebut bukanlah “gudang”, melainkan area rental PlayStation yang berada di dekat masjid dan ramai dikunjungi warga.

“Tidak ada gudang di situ. Yang ada hanya tempat rental PlayStation dan masjid di sampingnya. Tempat itu selalu ramai, tidak mungkin kejadian seperti itu tidak diketahui,” tandasnya.