Jelang Nataru, Dirut PELNI Ikut Berlayar Cek Kesiapsiagaan Awak Kapal

SURABAYA – PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) menegaskan komitmennya terhadap keselamatan pelayaran nasional dengan menggelar Workshop Keselamatan Anak Buah Kapal (ABK) di atas KM Labobar selama pelayaran rute Jakarta – Surabaya – Makassar pada 3 – 5 November 2025, selasa(04/11/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian persiapan menghadapi lonjakan penumpang pada periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), sekaligus memastikan seluruh armada PELNI siap beroperasi dengan standar keselamatan tertinggi.
Workshop ini diikuti secara langsung oleh Direktur Utama PELNI Tri Andayani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PELNI Anik Hidayati, Kepala DPA–QHSSE Aldrin Dalimunte, Nakhoda KM Labobar Capt. Muhary Widiono, seluruh ABK KM Labobar dan sejumlah Vice President PELNI.
Direktur Utama PELNI Tri Andayani menyatakan bahwa workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keselamatan bagi seluruh ABK Kapal, melatih keterampilan darurat dan mengurangi risiko kecelakaan baik di perairan tenang maupun dalam kondisi cuaca ekstrem.
“Workshop keselamatan yang saat ini kami lakukan adalah di kapal yang ke-21 dari 25 kapal kami yang beroperasi. Jadi sampai akhir tahun ini ada 4 kapal lagi sehingga secara keseluruhan teman-teman di seluruh kapal PELNI ini sudah berlatih mengenai workshop keselamatan,” ujar Anda.
Adapun kegiatan workshop ini mencakup serangkaian agenda teknis dan praktik langsung, seperti pemeriksaan peralatan navigasi, pemeriksaan penanganan muatan, hingga inspeksi peralatan keselamatan yang meliputi sekoci (lifeboat), liferaft, life jacket, hingga Marine Evacuation System (MES) yang merupakan sistem evakuasi darurat berstandar internasional.
Selain itu, seluruh peserta workshop juga melaksanakan safety drill atau simulasi darurat secara real-time di atas kapal, yang mencakup penanganan kebakaran dengan penggunaan alat pemadam, pertolongan pertama pada korban cedera, termasuk penanganan patah tulang hingga prosedur abandon ship dengan peluncuran sekoci dan koordinasi komunikasi darurat.
“Bagi kami yang merupakan perusahaan transportasi pelayanan kepada masyarakat, keselamatan adalah yang utama. Pilar yang dimiliki oleh PELNI ada tiga yaitu safety first, zero accident, dan service excellence,” tambah Anda.
Melalui latihan berulang dan koordinasi lintas jabatan, diharapkan setiap ABK mampu bekerja secara tim dalam situasi krisis, memberikan rasa aman kepada penumpang dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada PELNI sebagai operator pelayaran nasional yang andal dan bertanggung jawab.
Sementara itu Kepala DPA-QHSSE Aldrin Dalimunte menegaskan bahwa sebelum berlayar, seluruh ABK kapal PELNI sudah diberikan familiarisasi kapal terlebih dahulu.
“Seluruh ABK kapal PELNI sudah memiliki standar COC atau COP yaitu Certificate of Competency dan Proficiency, kemudian mereka melakukan pelatihan-pelatihan dan tentunya setiap kru yang akan naik ke kapal diberikan familiarisasi oleh nakhoda, perwira atau rekan sejawatnya. Sehingga walaupun mereka baru naik di kapal yang baru, namun dengan lakukan familiarisasi, mereka akan lebih memahami tugas dan tanggung jawabnya,” tegas Aldrin.
Sebagai informasi, KM Labobar merupakan kapal penumpang milik PELNI yang sudah berusia 22 tahun dengan kapasitas 3.000 penumpang dan panjang 146,5 meter yang melayani rute Tanjung Priok – Surabaya – Makassar – Baubau – Ambon – Banda – Tual – Dobo – Kaimana – Fak-Fak. Kapal ini juga dilengkapi peralatan keselamatan seperti life-boat, life-raft, life-jacket, life-buoy, sekoci, Inflatable Life Raft (ILR), Marine Evacuation System (MES) dan Voyage Data Recorder (VDR).
				






