Takalar  — Institut Teknologi Pertanian (ITP) Takalar menegaskan komitmennya dalam mengembangkan inovasi berkelas dunia yang berpijak pada potensi desa melalui kunjungan peneliti internasional dari Nanotech Indonesia Global.

 

Momentum ini dirangkaikan dengan kuliah umum serta peresmian Pusat Penerapan Teknologi Maju dan Pemberdayaan Desa atau Advanced Centre for Technology Implementation and Village Empowerment (ACTIVE) yang digelar di Aula Kampus ITP.

 

Salah satu figur utama dalam kegiatan tersebut adalah Dr. Abu Saad Ansari, peneliti dan akademisi Incheon National University, Korea Selatan. Dengan latar belakang sebagai anak desa yang menempuh pendidikan dan riset lintas negara—mulai dari India, Taiwan, hingga Korea Selatan—Dr. Abu Saad Ansari berbagi kisah inspiratif yang memotivasi sivitas akademika ITP untuk berani menembus batas dan berkiprah di level internasional.

 

Pendiri ITP Takalar, Dr. Syamsari, S.Pt., M.M., menyampaikan apresiasi atas kehadiran para peneliti dan praktisi yang telah berkiprah secara global. Ia menekankan pentingnya transfer pengalaman dan pengetahuan guna mendorong lahirnya inovasi berbasis desa yang berkelanjutan.

 

“ITP Takalar ingin tumbuh sebagai pusat penerapan teknologi maju yang berangkat dari desa, namun memberi dampak luas hingga tingkat global. Dari desa, kita bisa melahirkan perubahan besar,” ujarnya.

 

Kegiatan ini turut dihadiri Rektor ITP Takalar, Dr. Hj. Irma Andriani, S.Pi., M.Si., bersama dosen dan mahasiswa. Dalam suasana akademik yang inspiratif, para pembicara menggarisbawahi pentingnya membangun perspektif global tanpa meninggalkan jati diri lokal.

 

Pada sesi kuliah umum, Suryandaru, S.T., M.T., bersama Dr. Abu Saad Ansari memaparkan materi seputar pengembangan startup pendidikan, peluang beasiswa luar negeri bagi generasi desa, serta penerapan teknologi nano di sektor pertanian, termasuk inovasi pupuk nano (nano fertilizer) yang lebih efektif dan efisien diserap tanaman.

 

Dr. Abu Saad Ansari menekankan bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan diri sejak dini untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat luas. “Perjalanan dari desa menuju panggung internasional sangat mungkin dicapai jika kita memiliki komitmen, disiplin, dan semangat berinovasi,” tuturnya.

 

Puncak acara ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan pembentukan Pusat Penerapan Teknologi Maju dan Pemberdayaan Desa (ACTIVE), sebagai wujud nyata integrasi riset, teknologi, dan pengabdian kepada masyarakat berbasis desa.

 

Melalui pembentukan pusat ini, ITP Takalar berharap dapat melahirkan berbagai inovasi, startup, serta program pemberdayaan yang mampu mengangkat potensi Takalar dan desa-desa Indonesia ke tingkat global.