BP Tapera Serahkan Rumah Subsidi kepada Empat Keluarga Korban Aksi Unjuk Rasa di Makassar

Gowa — Pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman bekerja sama dengan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) resmi menyerahkan bantuan rumah subsidi kepada empat keluarga korban peristiwa unjuk rasa di DPRD Makassar yang terjadi pada 29 Agustus 2025 lalu.
Acara Serah Terima Kunci Bantuan Rumah Subsidi dilaksanakan di Perumahan Grand Sulawesi Bontomarannu, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Kamis (11/9/2025).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, Wakil Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Provinsi Sulsel, Forkopimda Sulsel, Walikota Makassar, Forkopimda Kota Makassar, Bupati Gowa, Anggota DPRD Gowa, Forkopimda Gowa, Bupati Bone, Bupati Wajo, serta jajaran kementerian dan pejabat daerah terkait.
Dalam sambutannya, Mendagri Tito Karnavian menegaskan bahwa negara hadir untuk memberikan perhatian nyata kepada korban dan keluarganya. Menurut Tito, Presiden RI telah memberikan arahan agar setiap korban peristiwa sosial mendapatkan perhatian serius, baik melalui dialog, langkah pemulihan, maupun bantuan konkret.
“Bagi korban yang mengalami luka ringan ditangani oleh pemerintah daerah, sedangkan yang mengalami luka berat dapat diajukan ke pemerintah pusat. Untuk korban yang wafat, menjadi kewajiban negara untuk memberikan perhatian dan bantuan,” ujar Tito.
Ia menyebutkan, beberapa kementerian juga dilibatkan, termasuk Kementerian PUPR yang memberikan bantuan rumah layak huni, serta dukungan dari Kementerian Agama dan lembaga terkait lainnya.
Tito mencontohkan, almarhum Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang menjadi korban di Jakarta, telah mendapatkan bantuan rumah dari pemerintah.
Sementara untuk korban di Makassar, terdapat empat keluarga yang mendapat perhatian khusus. Mereka adalah ahli waris dari almarhum Saiful Akbar (43), almarhum M Akbar basri (26), almarhum Rusmadiansyah (26), serta almarhumah Sarinawati (26).
“Negara memang tidak bisa menggantikan nyawa yang telah kembali kepada Allah SWT, namun melalui bantuan ini kita ingin menunjukkan kepedulian sekaligus tanggung jawab negara,” ungkap Tito.
Ia turut mendoakan agar para korban diampuni segala dosanya, dilapangkan kuburnya, serta ditempatkan di surga Allah SWT. Mendagri berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menegaskan komitmen pemerintah dalam menghadirkan kebijakan nyata untuk meringankan beban rakyat. Ia secara simbolis menyerahkan empat unit rumah subsidi kepada keluarga korban.
Maruarar menjelaskan bahwa sejak November tahun lalu, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) telah resmi digratiskan. “Biasanya BPHTB itu berbayar, tapi sekarang sudah gratis. PBG juga gratis. Saya melihat langsung di Makassar, prosesnya cepat, transparan, dan tidak dipungut biaya satu rupiah pun,” ujarnya.
Ia menambahkan, kuota rumah subsidi pada tahun ini juga mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya hanya berada di kisaran Rp220–260 miliar per tahun, kini di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto naik menjadi Rp340 miliar, terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Selain itu, Maruarar mengungkapkan bahwa pemerintah berencana meresmikan 25.000 unit rumah subsidi secara serentak di seluruh Indonesia pada akhir bulan ini. Program tersebut ditawarkan dengan bunga 5 persen, biaya PP 1 persen, serta tenor cicilan panjang yang terjangkau bagi masyarakat.
“Ini adalah program yang sangat bagus bagi rakyat, untuk rakyat. Mudah-mudahan bisa berjalan lancar dan memberi manfaat besar bagi masyarakat,” tuturnya.
Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa unjuk rasa yang terjadi pada 29 Agustus lalu dan menelan korban jiwa.
Dalam sambutannya pada acara penyerahan bantuan rumah bagi keluarga korban di Kabupaten Gowa, ia menegaskan pentingnya menjadikan kejadian tersebut sebagai pembelajaran besar bagi masyarakat Sulawesi Selatan.
“Sebagai masyarakat Sulawesi Selatan, kita memiliki filosofi sipakatau, sipakalebbi, sipakainga, serta prinsip siri’ na pacce. Jika kita kedepankan itu, InsyaAllah tidak akan ada lagi kejadian serupa,” ujarnya.
Wakil Gubernur juga menekankan bahwa unjuk rasa adalah bagian dari demokrasi, namun harus dilakukan dengan cara yang bermartabat dan damai. “Dengan unjuk rasa damai, InsyaAllah akan lebih baik ke depannya,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, dan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar sirait, yang turut menyerahkan bantuan rumah kepada keluarga korban.
Menurutnya, hal ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah pusat dan daerah hadir memberikan perhatian serta empati kepada masyarakat.
“Bantuan rumah ini bukan sekadar fisik, melainkan wujud kasih sayang dan kepedulian dari pemerintah maupun seluruh pihak, termasuk swasta. Semoga dapat menjadi penguat bagi keluarga korban,” ucapnya.
Wakil Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan sejak terjadinya aksi unjuk rasa, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan.
Tak hanya itu, Walikota Makassar, Munafri Arifuddin menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa warga Kota Makassar.
“Pertama-tama, saya ingin kembali menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kejadian yang menimpa Kota Makassar, khususnya para korban yang harus kehilangan anak dan saudara. Kita berharap doa kita menjadi penerang kubur para almarhum, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujarnya.
Munafri menegaskan, Pemerintah Kota Makassar bersama berbagai pihak telah melakukan intervensi bagi keluarga korban, baik melalui santunan maupun bantuan dari pemerintah dan swasta.
Ia mengapresiasi perhatian negara melalui Presiden RI Prabowo Subianto yang menyalurkan bantuan rumah kepada para keluarga korban.
“Alhamdulillah, hari ini kita mendapatkan anugerah dari Presiden Republik Indonesia melalui Mendagri dan Menteri Perumahan berupa rumah bagi keluarga korban. Bantuan ini memang tidak bisa menggantikan kehilangan yang dialami, namun insyaallah akan meringankan dalam menjalani kehidupan ke depan,” jelasnya.
Walikota Makassar juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan perhatian kepada keluarga korban.
“Sekali lagi, kita ucapkan terima kasih dan terus memberikan doa terbaik kepada almarhum dan keluarga yang ditinggalkan. Semoga mereka diberi kekuatan dan ketabahan,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Bupati Gowa, Husniah Talenrang pada acara serah terima kunci bantuan rumah subsidi di Perumahan Grand Sulawesi Bontomarannu
Husniah Talenrang menegaskan bahwa pemerintah daerah terus menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui penyediaan hunian layak.
Menurutnya, program perbaikan hunian tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga menggandeng berbagai pihak mulai dari swasta, Baznas, CSR, hingga swadaya masyarakat.
“Dalam 100 hari pertama, kami berhasil melakukan intervensi terhadap 1.108 masyarakat miskin ekstrem, yang berhasil ditekan menjadi 357 kepala keluarga melalui pemberian rumah layak huni. Semua ini berkat kerja sama Forkopimda, pihak swasta, dan masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap bantuan rumah yang diberikan tidak hanya menjadi tempat bernaung, tetapi juga sumber semangat baru, pengikat kebersamaan keluarga, serta ladang kebaikan untuk melahirkan generasi yang lebih tangguh.**